RESPON INTERNASIONAL TERHADAP KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Nama :    Annisa Pranadita

Kelas :    XII IPS 2

RESPON INTERNASIONAL TERHADAP KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA



    Proklamasi kemerdekaan yang terjadi di Indonesia mendapat pengakuan dari negara-negara asing. Pengakuan ini menjadi faktor penting dalam terbentuknya sebuah negara. Indonesia pada saat itu mendapatkan pengakuan dari beberapa negara yaitu, Mesir, India, Australia, Palestina dan negara islam Timur Tengah, Belanda, dan juga ada peran dari PBB untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.

Indonesia melakukan beberapa perjuangan setelah proklamasi, bentuk perjuangannya yaitu,

        Perjuangan Bersenjata ( perjuangan fisik ) :

  • Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
  • Pertempuran Ambarawa, terjadi pada tanggal 15 Desember 1945
  • Bandung Lautan Api, terjadi pada tanggal 23 Maret 1946
  • Medan Area, terjadi pada tanggal 10 Desember 1945
  • Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta

Perjuangan Diplomasi :

  • Perundingan Linggarjati ( ditandatangani secara sah pada 25 Maret 1947 )
  • Perundingan Renville ( 17 Januari 1948 )
  • Perundingan Roem-Royen ( 7 Mei 1949 )    
  • Perundingan Konferensi Meja Bundar ( 23 Agustus - 2 November 1949 )

Suatu negara yang merdeka harus mendapatkan pengakuan dari negara lain, pengakuan itu mempunyai 2 bentuk yaitu pengakuan secara De Facto dan De Jure.

  • De Facto

        Pengakuan itu diberikan berdasarkan kenyataan bahwa satu komunitas politik telah terbentuk dan          memenuhi ketiga unsur konstitutif negara yaitu wilayah, rakyat dan pemerintah.

  • De Jure

         Pengakuan bahwa keberadaan suatu negara itu sah menurut hukum internasional.

Pengakuan dari Internasional :

  • Pengakuan Mesir

Tepat pada 22 Maret 1946, pemerintah Mesir mengakui kedaulatan pemerintah RI. Mesir pun menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 negara Mesir langsung memberikan pengakuan secara de facto berdasarkan mandat dari dewan liga arab yang sebelumnya juga telah mendapat hasil dari sidang di dewan keamanan PBB sebelum Indonesia merdeka. Indonesia mendapat perhatian khusus di liga arab karena mayoritas penduduknya beragama islam. Mesir juga memberikan utangan kepada Indonesia untuk membayar utang ke Belanda.

  • Pengakuan India

Pada tanggal 20 Agustus 1946, Indonesia mengirimkan bantuan kepada India, yaitu berupa pengiriman beras sebanyak 500.000 ton akibat penjajahan yang dilakukan oleh Inggris. Bantuan tersebut kemudian dibalas oleh India dengan cara dukungan penuh dan aktif terhadap isu-isu yang terjadi di Indonesia disaat India berada di forum PBB. Tentu hal itu terjadi setelah India mengumumkan kedaulatan negaranya sendiri pada 15 Agustus 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka.

  • Pengakuan Australia

Sebelum 17 Agustus 1945, warga Australia mengenal wilayah kepulauan di sebelah utara benua itu dengan nama Hindia Belanda atau Netherland East Indies. Setelah proklamasi dibacakan, maka barulah Australia mengenal tetangganya dengan nama Indonesia. Segera setelah negara baru ini diproklamirkan, Australia langsung menyusun langkah-langkah untuk mengakui kedaulatan negara tetangga terdekatnya. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan Soekarno-Hatta langsung menarik perhatian dunia. Peristiwa tersebut menjadi bentuk pernyataan perlawanan untuk merdeka yang pertama kalinya dari negara jajahan. Bentuk dukungan Australia untuk Indonesia, memberikan fasilitas untuk kembalinya 1400 tawanan perang Belanda, Australia juga mengajukan resolusi di Dewan Keamanan PBB untuk memaksa Belanda menghentikan serangan apapun ke wilayah Indonesia, Australia juga mau menjadi wakil Indonesia dalam KTN sebagai mediator dalam perjanjian Renville.

  • Pengakuan Palestina dan negara islam Timur Tengah

Setahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya 6 September 1944, seorang Syekh Amin Al Hussaini yang pada saat itu sedang dalam pengasingan melakukan seruan dan mengobarkan semangat agar Indonesia memperjuangkan kemerdekaan. Seruan itu disiarkan di radio. Palestina dan negara islam lainnya mengakui kemerdekaan Indonesia karena melihat kesamaan nasib dan kedekatan spiritual islam. Bukan hanya itu, seorang pengusaha asal Palestina yang bernama Muhammad Ali Taher yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia, untuk digunakan para pejuang Indonesia merebut kemerdekaan.

  • Peran PBB

Peranan pertama PBB bagi Indonesia sesuai dengan tujuannya untuk memelihara perdamaian dunia dan keamanan internasional adalah dengan membantu menyelesaikan perselisihan atau konflik antara Indonesia dan Belanda pada saat masa perjuangan kemerdekaanIndonesia melalui pembentukan KTN (Komisi Tiga Negara) yang dibentuk pada 18 Desember 1947. KTN yang terdiri atas tiga negara, dibentuk karena Belanda melakukan agresi militer I sebagai pengingkaran terhadap Perundingan Linggarjati.

PBB juga berperan dalam mengembalikan Irian Barat, dalam perselisihan ini PBB membentuk United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA). UNTEA selaku pemerintahan sementara PBB kemudian menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia yang disahkan pada tanggal 1 Mei 1969. PBB turut serta dalam penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) dengan mengirimkan Ortis Sanz sebagai duta besar PBB.

PBB juga membentuk Badan perdamaian pada tanggal 28 Januari 1949 untuk menggantikan Komisi Tiga Negara yang dianggap gagal dalam mendamaikan Indonesia-Belanda. Dan UNCI ini dibentuk sebagai akibat Agresi Militer Belanda II. Yang berperanan dalam mengadakan Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949), dan mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda.

  • Pengakuan Bangsa Belanda

Bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Meski sudah merdeka, namun penjajah menentang dan tidak mengakui kemerdekaan tersebut.Belanda mencoba datang kembali untuk merebut Indonesia dengan kekerasan atau senjata.

Puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan adalah tercapainya kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda ditandai penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia yang dilakukan di Belanda dan Indonesia. Penyerahan kedaulatan Indonesia dan Belanda ditandai oleh penandatanganan Akta Penyerahan dan Pengakuan Kedaulatan dalam sebuah upacara di Ruang Tahta Istana Kerajaan di Amsterdam pada 27 Desember 1949.

Pengakuan secara de facto juga terjadi pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pengakuan itu disampaikan dalam pidato Menlu Belanda Bernard Rudolf Bot di Gedung Departemen Luar Negeri di Jakarta. Ia mengatakan, 'secara moral dan politik' Belanda mengakui Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan 1 (Tugas 3)

Hari Guru Nasional dalam Gagasan Kaum muda Milineal